Sabtu, 09 April 2011

Bersiap Menghadapi Kehilangan



Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkah Anda juga siap KEHILANGAN?

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.


Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.

Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang- barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.

"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak,mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".
.......................................................................................

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan:

" Kemenangan Hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. ”HIDUPLAH SEPERTI ANAK-ANAK YANG DAPAT MENIKMATI TANPA HARUS MENGUASAI"


============================================

Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 138. ISBN 978-6028-686-402.
........................................................................................

Grief is a multi-faceted response to loss, particularly to the loss of someone or something to which a bond was formed. Although conventionally focused on the emotional response to loss, it also has physical, cognitive, behavioral, social, and philosophical dimensions. While the terms are often used interchangeably, bereavement often refers to the state of loss, and grief to the reaction to loss.

Kesedihan merupakan respon multi-faceted kehilangan, terutama dengan hilangnya seseorang atau sesuatu yang ikatan dibentuk. Meskipun konvensional terfokus pada respon emosional kehilangan, juga memiliki dimensi fisik, kognitif, perilaku, sosial, dan filosofis. Sedangkan istilah yang sering digunakan secara bergantian, dukacita sering mengacu pada keadaan rugi, dan kesedihan untuk reaksi kehilangan.

http://en.wikipedia.org/wiki/Grief

........................................................................................

喪慟,是對喪失或死別的多重反應。這些反應除了在感情上外,也包括生理認知行為社交精神的層面。所經驗的很多時都與所愛的人離世有關,但同時亦可以是失去職業、寵物、地位、安全感或財產。反應可以隨著性格、家庭文化宗教而有所不同。

喪慟雖然是生活的一部份,但若缺乏支持則會有一定風險。嚴重的反應可能會引起家庭問題或對成員的傷害,例如孩子的死亡會增加離婚的風險。個人的信念或信仰亦會受到挑戰,在面對嚴重傷痛時會重新審定個人的立場。一些人可以獨自撐下來,悲傷輔導或其他的支援小組都對治療有更大的幫助。

Kehilangan / kesedihan, kehilangan atau kematian lain adalah beberapa respon. Selain reaksi-reaksi perasaan di luar, termasuk fisik , kognitif , perilaku , sosial dan spiritual tingkat. Sering dialami oleh orang-orang dengan kematian seorang dicintai, tapi mungkin juga kehilangan pekerjaan, binatang peliharaan, status, keamanan atau properti. Reaksi dapat sebagai kepribadian, keluarga , budaya dan agama yang berbeda.

Meskipun kesedihan adalah berkabung bagian dari kehidupan, tetapi jika kurangnya dukungan akan memiliki risiko tertentu. Reaksi yang parah dapat mengakibatkan masalah keluarga atau cedera pada anggota, seperti anak mati akan meningkatkan risiko perceraian. keyakinan pribadi atau keyakinan akan ditantang, dalam menghadapi sakit parah akan memeriksa kembali posisi seseorang. Beberapa orang dapat menekan sendiri, kesedihan konseling atau kelompok dukungan lain tentang perlakuan terhadap bantuan yang lebih besar.

http://zh.wikipedia.org/wiki/%E5%96%AA%E6%85%9F

........................................................................................


Sedih Hati “Bagaimana Menyikapinya?”

Dalam hidup ini, manusia tak luput dari perasaan bersedih. Sedih Hati adalah sebuah pengungkapan rasa terdalam manusia. Sebuah perasaan kekecewaan yang mampu menusuk jantung. Laksana jarum menusuk kulit. Tajam dan sakit.
Pada saat sedih melanda, kesenagan dan harapan, seakan sirna seketika. Tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi keceriaan. Raut wajah seakan tak terlihat natural bahkan cenderung keriput. Yang cantik terlihat kusam, yang ganteng terlihat kusut dan sebagainya
Sahabat setiaku..
Terkadang saya berfikir dan bertanya-tanya sendiri. Ber sedih hati itu baik atau buruk?
Memang sih memposisikan masalah dalam konteks hitam putih, membuat kita terlihat tidak bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Namun saya tetap merasa ada sesuatu yang perlu di ungkap dibalik rasa sedih itu.
Sebenarnya saya ingin katakan sedih itu indah. Tapi pasti anda tidak akan puas begitu saja. jika saya tidak memberikan argumentasi yang memadai kenapa saya mengatakan sedih itu indah.
Kalau saya fikir-fikir. Orang-orang sukses itu, ”salah satu” pendongkrak motivasinya karena adanya tekanan kekecewaan dari dalam. Karena ia kecewa tidak mendapatkan apa yang semestinya bisa ia dapatkan. Maka tumbuhlah semacam ”dendam kecil” didalam dirinya.
misalnya, seseorang yang kecewa karena tidak dapat menyekolahkan anaknya. Maka timbul semacam rasa dendam kecil. “kenapa saya tidak mampu melakukan itu?”. Apa yang salah ? Dendam ini berubah menjadi sebuah kesedihan. Sedih karena tekanan bathin yang begitu dalam. Merasa lemah, tak berguna dan sebagainya..
Rasa sedih karena tidak mampu menyekolahkan anak salah satu bentuk kelemahan dari sudut pandang ekonomi. Kebanyakan orang, memandang kasus ini adalah pukulan yang sangat besar.
Dalam kasus lain misalnya, ketika orang tua sakit, tapi kita tidak mampu membiayai ongkos rumah sakitnya. Anda mungkin teringat cerita Tung Desem Waringin. Dimana waktu itu gaji Beliau sebulan tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit orang tuanya untuk satu hari, diluar negeri. Ia sedih dan sangat terpukul. Tapi justru kesedihan itulah yang membangkitkannya seperti sekarang.
Ringkas cerita,
Kesedihan, pada prinsipnya bisa menggiring kita menuju suatu titik arus balik yang positif.
Dimana rasa sedih itu mampu menyentuh sisi-sisi kemanusiaan kita. Kesedihan membuat kita bisa merasakan apa yang selama ini mungkin kita lupakan. Kita semakin empati, semakin bijaksana, semakin menghargai orang lain. Dan semakin menyadari bahwa pada dasarnya kita ini hanyalah manusia lemah.
Kesedihan, memang bukan unsur utama untuk menjadi orang sukses dan membuat hidup ini lebih indah. Bahkan bisa dikatakan, tidak umum dijadikan sebagai relung yang bisa mengantarkan seseorang ke gerbang sukses. Namun kesedihan salah satu cikal bakal pembuka pintu yang bisa menggugah hati kita.
Selama kita cerdas dan pas memposisikan antara rasa sedih dan keinginan yang ingin kita capai. Saya rasa moment sedih itu bisa menjadi ledakan tersendiri buat kita.
Jadi, selamat menikmati kesedihan anda. Rasakan, pahami, dan obati dengan cara-cara yang positif! Saya rasa inilah cara tepat dan baik untuk bersedih. Agar pintu hati kita bisa terbuka dan kita bisa mengetahui betapa banyak target yang sebaiknya kita selesaikan.
Bersedih, kemudian menyadari apa yang terjadi didalam lubuk hati kita, maka pelan tapi pasti, kita mulai membuka lembaran baru untuk membenahi sisi kehidupan yang lain..



........................................................................................

Stories have long held the power to enrich our lives, shape the way we perceive and interact with the world, and reveal the wonders of the human spirit.  So, too, can they play an important and potent role in education, counselling and therapy by helping young people develop the skills, values and resources to live a happy, flourishing life. 

Examining the values of communicating with metaphors in teaching, parenting, therapy and counselling, George Burns provides inspirational story ideas that you can adapt to share with your students and clients for coping with life’s challenges and enhancing well-being.  He explains how to tell stories that engage the child, how to make those stories metaphoric, and where to find sources for such tales. 

The workshop will include informative background, illustrative case examples, and simple, pragmatic exercises to help you quickly apply these methods for enhancing educational and therapeutic outcomes with your own clients.  Among other things, you will learn about the power of stories to teach, heal, inspire and change; guidelines for effective storytelling; how to use your storyteller’s voice; and where to find sources for developing effective story ideas.
 
Cerita telah lama memegang kekuasaan untuk memperkaya kehidupan kita, membentuk cara kita memandang dan berinteraksi dengan dunia, dan mengungkapkan keajaiban jiwa manusia. Jadi, juga bisa mereka memainkan peranan penting dan kuat dalam pendidikan, konseling dan terapi dengan membantu kaum muda mengembangkan keterampilan, nilai dan sumber daya untuk hidup, bahagia berkembang.
 
Meneliti nilai berkomunikasi dengan metafora dalam mengajar, orangtua, terapi dan konseling, George Burns memberikan ide cerita inspirasional yang dapat beradaptasi untuk berbagi dengan siswa Anda dan klien untuk menghadapi tantangan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Dia menjelaskan bagaimana menceritakan kisah yang melibatkan anak, bagaimana membuat cerita metaforik, dan di mana untuk mencari sumber untuk kisah-kisah tersebut.

Lokakarya ini akan mencakup latar belakang informatif, contoh kasus ilustratif, dan sederhana, latihan pragmatis untuk membantu Anda dengan cepat menerapkan metode ini untuk meningkatkan hasil pendidikan dan terapeutik dengan klien Anda sendiri. Antara lain, Anda akan mempelajari tentang kekuatan cerita untuk mengajar, menyembuhkan, mengilhami dan perubahan; pedoman untuk mendongeng yang efektif, bagaimana menggunakan suara pendongeng Anda dan di mana untuk mencari sumber untuk mengembangkan ide cerita yang efektif.

George W Burns, Perth WA


George Burns is an Australian clinical psychologist whose innovative work as a practitioner, teacher and writer is recognised by the frequent invitations for him to teach throughout Australia as well as in Europe, America, Asia and Africa.  He has authored many articles, and contributed chapters to a number of books including The Science of Well-being (2005) and Hypnosis and Treating Depression (2006). 

 

His has published six books, including the much-acclaimed Nature-Guided Therapy (1998), best-selling 101 Healing Stories: Using metaphors in therapy (2001), 101 Healing Stories for Kids and Teens (2005) and Standing Without Shoes: Creating happiness, relieving depression, enhancing life (Burns and Street, 2003) that was honoured with a foreword by His Holiness the Dalai Lama.  His most recent, Healing with Stories,is an outcome-oriented, edited collection of case-based applications from the masters of metaphor.  George is currently working on his seventh book, this one being a casebook about applied positive psychology in clinical practice. His books are available in seven languages. 

 
He is director of both the Milton H. Erickson Institute and Hypnotherapy Centre in Western Australia, and conducts a busy private practice. 

http://www.positiveschools.com.au/George%20Burns/Books.html

........................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar