Jumat, 08 April 2011

Nilai Diri Kita


Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kakek tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp 100.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”

 
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Diremasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Dipijak dan ditekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan.

***
Sahabat, cerita di atas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? Karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 100.000,-
Sahabat, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa disepelekan, tidak diacuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.
Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau bakal terjadi, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mata Allah.
Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.
Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.

============================================
Sudarmono, Dr (2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 kisah sumber inspirasi, p.5. Hafara

………………………………………………………………………….........……………
 
Harga diri (自尊; 自尊; Self-respect; Self-esteem; Self-worth; Self-regard; Self-integrity) adalah pandangan keseluruhan dari individu tenang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang baik.

Seseorang yang depresi. Depresi adalah salah satu sebab rendah diri.

Rasa rendah diri yang menetap dan berlebihan mungkin diakibatkan oleh prestasi yang buruk, depresi, gangguan makan, dan tindak kejahatan. Keseriusan problem ini akan tergantug bukan hanya kepada sifat dari rasa rendah diri individu, tetapi juga pada kondisi lainnya. Saat perasaan rendah diri diiringi dengan kesulitan di masa transisi atau problem keluarga, maka problem seorang individu mungkin bisa bertambah berat.

http://id.wikipedia.org/wiki/Harga_diri 

Pengertian Harga Diri

Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad)  mengemukakan bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
Menurut pendapat beberapa ahli  tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk dapat memenuhi kebutuhan harga diri anak (siswanya), melalui pemberian kasih sayang  yang tulus sehingga  anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sehat, yang didalamnya terkandung perasaan  harga diri yang stabil dan mantap. Disinilah, tampak arti penting peran orang tua dan guru sebagai fasiltator.
Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu, khususnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979)

 

Building Self Esteem

Self Esteem, how does one find it, low self esteem, how does one get it?
Esteem: (definition as asserted by Websters Dictionary) to worth, appraise, approximate, to have large consider for; worth highly; favorable attitude, high regard…

Self Esteem, bagaimana seseorang menemukannya, harga diri rendah, bagaimana seseorang mendapatkannya? 
Esteem: (definisi seperti yang dituntut oleh Webster Dictionary) terhadap kekayaan, menilai, perkiraan, memiliki besar mempertimbangkan untuk; bernilai tinggi, sikap positif, menjunjung tinggi ...

To have low self esteem is to not worth, or have high consider for yourself. People with low self esteem not ever seem in ascribe of their own lives. They often seem like victims. They seem like outsiders, left out, insignificant, etc.. However low self esteem have two faces. One is the character that appears to habitually be the underdog, the under achiever, the contradictory one, the one who states I can’t, I couldn’t, I shouldn’t, I have to. 

Untuk memiliki harga diri rendah adalah tidak layak, atau memiliki tinggi mempertimbangkan untuk diri sendiri. Orang dengan harga diri rendah tidak pernah tampak dalam menganggap kehidupan mereka sendiri. Mereka sering tampak seperti korban. Mereka tampak seperti orang luar, ditinggalkan, tidak penting, dll. Namun harga diri rendah memiliki dua wajah. Salah satunya adalah karakter yang tampaknya biasa menjadi lemah itu, di bawah achiever, yang bertentangan, orang yang menyatakan saya tidak bisa, saya tidak bisa, saya tidak harus, saya harus.

The other face is the individual who appears very assured, a take ascribe kind of individual, very in command, very opinionated, positional, and often in authority positions. All of this bravado is still a face of reduced self esteem. This kind of individual, may display any or all of these traits: when things proceed incorrect, likes to consume other persons living, or is a perfectionist, requiring, and self centralised, can’t take condemnation, direction, or main heading, is very unaligned and self sufficient. They may be in authority places, and yet not be factual leaders. This kind of reduced self esteem will often refute that any thing is incorrect, because considering they are in ascribe is their defense, yet really being in ascribe of your life, eradicates wrath, irritation, the yearn to command others. 

Wajah lainnya adalah individu yang muncul sangat meyakinkan, take menganggap jenis individu, sangat dalam perintah, sangat dogmatis, posisi, dan sering dalam posisi kekuasaan. Semua keberanian ini masih merupakan wajah harga diri berkurang. Semacam ini individu, dapat menampilkan salah satu atau semua sifat-sifat ini: ketika hal-hal melanjutkan salah, suka mengkonsumsi hidup lainnya orang, atau perfeksionis, membutuhkan, dan diri terpusat, tidak dapat mengambil penghukuman, arah, atau pos utama, adalah sangat teralign dan mandiri. Mereka mungkin di tempat otoritas, namun tidak menjadi pemimpin faktual. Semacam ini mengurangi harga diri sering akan membantah bahwa hal itu tidak benar, karena mengingat mereka berada dalam menganggap adalah pertahanan mereka, namun benar-benar berada dalam menganggap hidup Anda, murka eradicates, iritasi, yang mendambakan untuk perintah lain.

When a individual really esteems themselves, will take 100% blame For their own lives. They let other ones make conclusions for themselves without seeking to be in command, and let other ones be to blame for their actions. Life dwelled right is a dainty balance, and we all require assist sustaining this balance. What is the face of factual self esteem? Those with factual self esteem are in ascribing of their lives.

Ketika individu benar-benar menghargai diri sendiri, akan mengambil menyalahkan 100% Untuk kehidupan mereka sendiri. Mereka membiarkan orang lain membuat kesimpulan untuk diri mereka sendiri tanpa berusaha untuk berada di perintah, dan membiarkan yang lainnya dapat disalahkan atas tindakan mereka. Hidup berdiam tepat adalah keseimbangan cantik, dan kita semua memerlukan membantu mempertahankan keseimbangan ini. Apakah wajah faktual harga diri? Mereka dengan harga diri menganggap faktual dalam hidup mereka.

They take 100% blame for everything that occurs in their lives. If connections are not employed in their life, they inquire, what is it in me that is appealing this kind of individual or what am I managing to conceive this position, rather than of blaming the other person,… if only they would, or could manage this or that. If their investments are not what they yearn, they inquire what can I manage to change this and they tap into their creative, intuitive edge to manage this. They manage not waste time saying, there is not ever sufficient, if only I had a better job, if only, if only.

Mereka mengambil 100% disalahkan untuk segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka. Jika koneksi tidak bekerja dalam hidup mereka, mereka bertanya, apa itu dalam diriku yang menarik semacam ini individu atau apa yang harus saya mengelola untuk hamil posisi ini, daripada menyalahkan orang lain, ... jika saja mereka mau, atau bisa mengelola ini atau itu. Jika investasi mereka tidak apa yang mereka rindu, mereka bertanya apa yang bisa saya mengatur untuk mengubah ini dan mereka memanfaatkan kreatif edge, intuitif untuk mengelola ini. Mereka mengelola tidak membuang-buang waktu mengatakan, tidak pernah cukup, kalau saja aku punya pekerjaan yang lebih baik, jika saja, jika saja.

Eeyore


Tigger

They set about finding out why this is presently their situation. True self esteem standards itself, it states, I can manage, I can have, I can make my life what I yearn it to be. Think of the Cartoon, Winnie The Poo Eore has no self esteem, he anticipates things to proceed incorrect and they generally do. Trigger on the other hand, bounces through life, habitually confident, habitually on an excursion, even when his associates trial to drag him in, he just sees the bouncy edge of things. He exasperates those who require total alignment, or control. Trigger is really, just Trigger. He loves his associates just as they are and even grouchy vintage rabbit can’t diminish his spirits. I love Trigger, though I absolutely have had my Eore moments! If you get a possibility, watch the cartoon or read a Poo book. See who you recognise with and who irritates you….

Mereka mulai mencari tahu mengapa hal ini saat ini situasi mereka. Standar harga Benar diri sendiri, itu menyatakan, saya bisa mengelola, saya dapat memiliki, saya bisa membuat hidup saya apa yang saya merindukan hal itu terjadi. Pikirkan Kartun, Winnie The Poo Eore tidak memiliki harga diri, ia mengantisipasi hal-hal untuk melanjutkan tidak benar dan mereka umumnya. Pemicu di sisi lain, memantul melalui kehidupan, biasanya percaya diri, biasa bertamasya, bahkan ketika rekan pengadilan untuk menyeret dia masuk, dia hanya melihat tepi membal hal. Dia exasperates mereka yang membutuhkan penyelarasan total, atau kontrol. Trigger benar-benar, hanya Trigger. Dia mengasihi rekan-rekannya hanya karena mereka adalah dan bahkan kelinci vintage bersungut-sungut tidak bisa mengurangi semangatnya. Saya suka Trigger, meskipun aku benar-benar memiliki saat-saat Eore saya! Jika Anda mendapatkan kemungkinan, menonton kartun atau membaca buku Poo. Melihat siapa yang mengenali dengan dan yang mengganggu Anda ....

This week trial and be cognizant of the times you seem painful, dejected, disappointed, annoyed, discouraged, out of command, or the flip edge, very unaligned, self adequate, (don’t require any one additional, I will manage it myself, no one additional can manage it right), opinionated, critical, positional, and inquire yourself, where am I not valuing myself. Start a journal. Keep pathway, start to be to blame for your life and yourself, find creative intuitive modes to make alterations, your inward self understands what it needs. Read a publication on self enhancement, take a class, find a support assembly, and get a coach!! Get in feel with your factual self which is flawless in every way. Your factual self esteems that it is because it understands it was conceived flawless by a flawless creator. It is the untrue self that finds obvious error in who it is and needs self esteem. Finding your Authentic or factual self is the only excursion you can’t pay for to overlook in life.
 
Uji coba minggu dan menjadi sadar akan kali Anda tampaknya menyakitkan, sedih, kecewa, kesal, putus asa, dari perintah, atau tepi flip, sangat teralign, diri yang memadai, (tidak memerlukan satu tambahan, saya akan mengelola sendiri , tidak ada tambahan dapat mengelola dengan benar), dogmatis, kritis, posisi, dan bertanya diri sendiri, di mana aku kurang menghargai diriku sendiri. Mulai jurnal. Jauhkan jalur, mulai dapat disalahkan untuk hidup Anda dan diri sendiri, menemukan mode intuitif kreatif untuk membuat perubahan, ke dalam diri Anda memahami apa yang dibutuhkan. Baca publikasi pada perangkat tambahan diri, mengambil kelas, menemukan perakitan dukungan, dan mendapatkan seorang pelatih! Dapatkan di rasakan dengan faktual diri Anda yang sempurna dalam segala hal. Anda menghargai diri faktual bahwa itu adalah karena mengerti itu dikandung tanpa cacat oleh pencipta sempurna. Ini adalah benar diri yang menemukan kesalahan jelas dalam siapa itu dan kebutuhan harga diri. Menemukan Anda Otentik atau faktual diri adalah perjalanan hanya Anda yang tidak dapat membayar untuk mengabaikan dalam hidup.

 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar