Jumat, 15 April 2011

Waktu yang Tepat



Jaman dahulu kala, ada dua orang pendekar yang sangat ahli bela diri.
Yang satu seorang pria dengan kemahiran berpedang yang tiada tandingan. Seorang lagi adalah wanita tercantik dengan ilmu bela diri yang hebat serta memiliki hati yang baik. Keduanya adalah pasangan yang sangat cocok satu sama lain. Hanya ada satu masalah....

Mereka tidak pernah menyatakan perasaan masing-masing.
Keduanya saling menghargai, menyukasi serta mencintai satu sama lainnya.

Hanya karena keduanya berasal dari perguruan yang saling bermusuhan, serta karena sang pria telah berjanji menganggap sang wanita sebagai adik karena sahabatnya, yang dahulu hampir menikah dengan sang gadis, sebelum meninggal memintanya menjaga sang gadis.

Keduanya menjaga & menahan perasaan mereka selama puluhan tahun, sementara mereka bersama membasmi kejahatan, berpetualang ke tempat berbahaya & mengadu nyawa bersama.

Keduanya menyimpan perasaan walaupun keduanya tahu perasaan masing-masing.
Hingga suatu hari, ketika bertarung, sang pria terkena pisau & tak akan tertolong lagi karena lukanya terlalu parah.

Sang gadis menangis menemuinya, tak mampu berkata apa-apa...
Sang pria hanya memiliki beberapa waktu lagi di dunia. nafasnya hanya tinggal beberapa hembusan saja.

Dan di saat sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, akhirnya sang pria menyatakan cintanya pada sang gadis. "Aku mencintaimu. Hanya kamu, dari dulu."

 Dan sang gadis hanya mampu meratapi kepergian sang pria yang dicintainya sejak dulu.

Terkadang kita memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaan pada seseorang yang kita sayangi. Namun karena perasaan takut, malu, takut ditolak, ataupun hal-hal yang bermacam lainnya, kadang kita malah menguburkan perasaan itu.
Hati manusia adalah organ tubuh satu satunya yang diberkati Tuhan untuk merasakan kapan waktunya kita untuk menyimpan sesuatu... kapan saatnya kita jujur dengan perasaan kita.

Jangan tunggu waktunya berlalu & kita hanya berteman dengan kenyataan kesempatan berlalu dari depan mata, seperti kedua pasangan pendekar di atas.

===============================================================
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 82-83. ISBN 978-6028-686-402.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Tidak ada komentar:

Posting Komentar