Jumat, 15 April 2011

YA TUHANKU, KENAPA ENGKAU TIDAK MENOLONGKU?

YA TUHANKU, KENAPA ENGKAU TIDAK MENOLONGKU?


Ada seorang laki - laki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Bulan - bulan musim penghujan sudah
dimulai. Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik maupun hujan lebat.
Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan turun deras agak berkepanjangan, permukaan sungai semakin lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.
Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa. Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang - orang sudah banyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau
permukaan air semakin tinggi. Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi,
lelaki tersebut tampak tenang tinggal di rumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin tinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut.
Si lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus saja menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat rajin berdoa.”
Setelah beberapa kali membujuk tidak berhasil, akhirnya truk tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain.
Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5 meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari.
Datanglah regu penolong dengan membawa perahu karet dan berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadaan semakin tidak terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi. Lagi-lagi laki-laki tersebut berkata: “ Terima kasih, tidak usah menolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya dari keadaan ini."
Perahu dan regu penolongpun pergi tanpa dapat membawa lelaki tersebut.
Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyataan.
Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan rumah-rumah disitu. Lelaki itu nampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus berdoa.
Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regu penolong melihat ada seorang laki-laki duduk di wuwungan rumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat. Dari atas terdengar suara dari megaphone: “ Pak, cepat pegang tali itu dan naiklah ke sini. “, tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab dengan berteriak: “Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong saya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pasti akan menyelamatkan saya”.
Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya seluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya.
Bagaimana nasib lelaki tersebut?
Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.
Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulai berbicara bernada protes: “Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu, selalu ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?”
Tuhan menjawab dengan singkat: “Aku selalu mendengar doa-doamu, untuk itulah aku telah mengirimkan truk, kemudian perahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamu tidak ikut salah satupun?
...............
Sebuah cerita menarik. Demikian juga dalam kehidupan kita, kita bekerja dan selalu melakukan doa kepada Allah s.w.t. Dan Allah sudah sering mengirimkan “truk”, “perahu”, dan “pesawat” kepada kita, tapi kita tidak menyadarinya.
=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 282-284. ISBN 978-6028-686-938.


The Man That Lived By The River (A Parable)


There was a man that lived by the river.
He heard a radio report that the river was going to rush up and flood the town, and that all the residents should evacuate their homes.  But the man said, “I’m religious. I pray. God loves me. God will save me.”
The waters rose up. A guy in a row boat came along and he shouted, “Hey, hey you! You in there. The town is flooding. Let me take you to safety.”
But the man shouted back, “I’m religious. I pray. God loves me. God will save me.”
A helicopter was hovering overhead. And a guy with a megaphone shouted, “Hey you, you down there. The town is flooding. Let me drop this ladder and I’ll take you to safety.”
But the man shouted back that he was religious, that he prayed, that God loved him and that God will take him to safety.
Well… the man drowned.
And standing at the gates of St. Peter, he demanded an audience with God…
“Lord,” he said, “I’m a religious man, I pray. I thought you loved me. Why did this happen?”
God said, “I sent you a radio report, a helicopter, and a guy in a rowboat. What the hell are you doing here?!”
http://www.tolitz.com/2008/11/24/the-man-that-lived-by-the-river-a-parable/


Pertolongan Tuhan


Ada satu kisah tentang seorang pelaut.

Selain menjadi pelaut yang ulung, dia adalah seorang yang taat dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pelayarannya.

Dalam setiap pelayaran ada berbagai masalah yang dia alami, mulai dari menghadapi ombak yang besar, hujan badai, bajak laut, serangan binatang-binatang laut dan lain-lain, dia selalu berhasil mengatasinya.
Meski begitu dia tak sombong, karena dia berfikir itu semua adalah pertolongan dari Tuhan.

Suatu ketika dalam pelayarannya yang ke sekian, sebuah ombak besar dan hujan badai membuat kapalnya jadi terombang-ambing dan kehilangan arah sehingga menabrak sebuah batu karang yang besar.
Tak ayal lagi kapalnya menjadi pecah berantakan, dan pelaut ini terlempar keluar dari kapalnya yang telah rusak.

Berbekal kepandaiannya dalam berenang, dia coba bertahan dan terus berenang untuk mencari tepian laut. Entah berapa lama dia berenang sampai akhirnya dia kelelahan dan berhenti untuk berenang. Dengan bersandar pada sebongkah kayu yang mengapung dilautan dia terdiam dan berdoa kepada Tuhan agar datang dan memberi pertolongan kepadanya.

Tak berapa lama sebuah kapal pencari ikan datang menghampiri dia, salah satu awak menghampiri dia, “Tuan ambillah pelampung ini, naiklah ke kapal kami!”, teriak salah satu awak kapal itu. “Tidak, terimakasih. Tuhan akan datang menolongku.” jawab sang pelaut. Dengan keheranan Kapal pencari ikan itu pergi.

Sepergi Kapal pencari ikan itu, datanglah sebuah kapal patroli menghampiri sang pelaut dan menawarkan pertolongan. “Tidak, terima kasih. Tuhan akan datang menolongku.” jawab sang pelaut. Dengan keheranan pula kapal patroli itu pergi.

Tak berapa lama, datanglah kawan sang pelaut yang sama-sama pelaut dan telah mencarinya karena lama tak berjumpa. “kawan, naiklah ke kapalku!” pinta temannya sambil mengulurkan tangannya. “Tidak, terimakasih. Tuhan akan datang menolongku.” jawab sang pelaut. Dengan keheranan dan kecewa kawan pelaut ini pergi.

Tidak berhenti disini, masih ada kapal-kapa lain yg datang dan menawarkan pertolongan, namun selalu dijawab dengan jawaban yang sama.

Waktu berlalu, karena kelelahan terapung dan badannya menjadi lemah, sang pelaut ini tak bisa menahan badannya lagi dan jatuh tenggelam ke dalam lautan akhirnya meninggal dunia.

Di alam lain, disuatu kesempatan sang pelaut bisa bertatap muka secara langsung dengan Tuhan, dia bertanya kepada Tuhan. “Tuhan Engkau baik kepadaku dan aku selalu berdoa kepada-Mu, tetapi ketika sebelum aku meninggal karena tenggelam, kenapa Engkau tidak datang menolongku?”

Dan Tuhan menjawab, “Anakku aku telah mengirimkan kapal pencari ikan, kapal patroli, bahkan kawanmu sendiri dan kapal-kapal yang lain dengan harapan engkau mau menaiki kapal itu untuk selamat, tetapi engkau tidak melakukannya.”

Moral:
Terkadang kita tidak peka terhadap pertolongan yang Tuhan ingin berikan dan tertutup dengan cara pemikiran kita sendiri, sehingga membawa ke kecelakaan diri sendiri.

http://forum.um.ac.id/index.php?topic=2413.0


Pertolongan Tuhan


" Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkankebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."( Roma 8 : 28 )
Pada suatu ketika,ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda,tidak seorangpun yang tersisa, kecuali seorang pria yang berhasil menemukan pelampung.Tetapi, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Ia terdampar pada sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni, sendiri tanpa makanan. Ia terus berdoa kepada Tuhan agar menyelamatkannya. Setiap saat ia memandang ke seluruh penjuru cakrawala dan berharap ada sebuah kapal yang merapat.Sayang sekali bahwa pulau tersebut terlalu terpencil dan tidak ada kapal yang melewatinya

Tidak lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berdoa.Kemudian ia menghangatkan badannya, membuat perapian sambil mencari kayu dan pelepah kelapa untuk tempat beristirahat. Dibuatnya sebuah rumah-rumahan sederhana, tetapi kokoh dan dapat bertahan lama, sekedar untuk melepas lelah.
Keesokan harinya, pria malang ini berusaha mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk pengganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok pulaupun dijelajahinya, kemudian ia kembali ke gubuk. Tetapi, dengan sangat terkejut ia melihat bahwa semuanya telah terbakar dan rata dengan tanah. Gubuk tersebut terbakar karena perapian yang lupa dipadamkan. Asap membumbung tinggi, dan menghilanglah semua hasil kerja kerasnya selama seharian.
Pria ini berteriak keras dan marah,"Tuhan,mengapa Kau lakukan hal ini kepadaku. Mengapa? Mengapa?" Ia terus berteriak dengan suara melengking menyesali nasibnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi peluit kapal. Tuiiittt......Tuiiit....Ternyata ada sebuah kapal yang datang.Kapal tersebut mendekati pantai,kemudian tampak beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya. Pria tersebut terkejut,dan ia bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu bahwa aku ada disini?" Seorang awak kapal menjawab,"Kami melihat simbol asap yang kau buat."
Dalam setiap hal yang kau hadapi, yakinlah bahwa Tuhan itu baik dan setia.Rencana Tuhan itu indah pada waktunya.

http://www.ervinna.co.cc/2010/10/kita-tahu-sekarang-bahwa-allah-turut.html



詩歌 - 我要向山舉目(詩篇121)
Poetry - I look to the hills (Psalm 121)



Mazmur 121
1 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?
2 Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
4 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
6 Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.
詩篇 121
1 我要向山举目;我的帮助从何而来?
2 我的帮助从造天地的耶和华而来。
3 他必不叫你的脚摇动;保护你的必不打盹!
4 保护以色列的,也不打盹也不睡觉。
5 保护你的是耶和华;耶和华在你右边荫庇你。
6 白日,太阳必不伤你;夜间,月亮必不害你。
7 耶和华要保护你,免受一切的灾害;他要保护你的性命。
8 你出你入,耶和华要保护你,从今时直到永远。




MEKANISME PERTOLONGAN TUHAN

Oleh Rama Narendra - www.asmakmalaikat.com

SURAT AL-ANFAAL  AYAT  9 :  (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".

SURAT AR-RA'DU AYAT 11 :  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Cobalah Anda ingat kisah-kisah spiritual para nabi. Mereka mendapatkan wahyu dan informasi dari Tuhan melalui perantara Malaikat Jibril (Gabriel) yang memang bertugas khusus menyampaikan wahyu kepada hamba Tuhan yang dikehendaki-NYA. Selain Jibril, kita mengenal berbagai nama malaikat dengan tugas khusus, misalnya: Mikail bertugas menyampaikan rezeki, Rokib dan Atid bertugas mencatat segala perbuatan baik dan buruk manusia.

Menurut informasi kitab suci dari berbagai agama, sebenarnya jumlah malaikat sangat banyak, sedangkan yang dikenal namanya oleh manusia hanya sebagian kecil saja. Malaikat yang sangat banyak itu memiliki tugas-tugas khusus berkaitan dengan kelangsungan jagad raya ini.

Mengapa bukah Tuhan sendiri yang mengerjakan semuanya? Apakah karena Tuhan tidak mampu atau repot mengurus dunia? Jika Anda berpikir "tuhan tidak mampu", maka itu bertentangan dengan keyakinan semua orang beragama bahwa ZAT TUHAN tidak terbatas kemampuannya.

Mungkin memang tidak ada manusia yang tahu alasan Tuhan secara pasti mengapa harus ada malaikat yang dalam sistem pemerintahan Tuhan sebagai "pelaksana teknis" dan "pekerja lapangan". Namun semua orang beragama menyakini bahwa itulah kehendak Tuhan, dan manusia hanya bisa menerimanya.

Dalam tradisi Asmak Malaikat, sebenarnya kita berdoa kepada Tuhan dengan tujuan Tuhan menurunkan malaikat-malaikanya untuk menolong kita. Harap Anda mengerti, terlalu seringnya saya menyebut-nyebut Malaikat atau Energi Malaikat bukan berarti saya melupakan Kekuasaan Tuhan dan lebih mengutamakan Malaikat. Praktisi Asmak Malaikat tidak berdoa atau memohon pertolongan kepada Malaikat yang hakekatnya adalah makhluk, melainkan berusaha mendekatkan diri dengan para malaikat agar doa kita pun lebih cepat dan mudah terkabul. Karena kita tahu, bahwa malaikatlah yang menghantarkan doa kita kehadapan Tuhan.

Seorang penyembuh spiritual yang akan melakukan penyembuhan, ketika dia berdoa, maka isi dari doa tersebut akan dihantarkan oleh malaikat ke Hadirat Tuhan, bila Tuhan mengizinkan, maka diutuslah malaikat untuk membantu proses pengobatan. Bukan ZAT TUHAN sendiri yang membantu kesembuhan, melainkan perantaraan Malaikat. Oleh karena Malaikat adalah makhluk astral yang umumnya hanya bisa dirasakan energinya, maka saya menyebutnya dengan "energi malaikat". Bagi orang yang peka, Energi Malaikat ini bisa dirasakan dalam bentuk getaran-getaran halus dan hawa panas atau dingin. Bagi orang yang waskita, maka Energi Malaikat tampak dalam bentuk cahaya yang lembut, tidak menyilaukan.

Pada akhirnya, saya hanya bisa menyerahkan segala kebenaran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia-lah yang benar-benar tahu tentang kebenaran.

http://www.asmakmalaikat.com/pertolongan_tuhan.htm




MEKANISME TURUN RAHMAT

QS Al-Araaf : 57

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

QS Al-Araaf : 58

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.


Firman Allah tersebut menjelaskan turunnya rahmat dan dikabulkannya doa oleh Allah adalah dalam suatu proses, tidak ada yang datang begitu saja, sehingga menjadi pelajaran bagi manusia bahwa doa yang disampaikan oleh manusia kepada Allah akan melalui suatu proses, karena Allah telah menggambarkan dalam mekanisme alam bagaimana turunnya rahmat, dikabulkannya doa dan gambaran proses dihidupkannya manusia yang sudah mati, oleh Allah digambarkan dalam perumpamaan mekanisme alam, yaitu kalau rahmat turun dari Allah kepada manusia melalui proses mekanisme alam dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan yaitu dicontohkan oleh buah-buahan yang diperoleh manusia tidak langsung turun dari langit tetapi melalui proses mekanisme alam, yang kemudian  dijelaskan sebagai berikut :

1). Angin berfungsi sebagai kendaraan yang membawa rahmat dari Allah

Maknanya angin dijadikan kendaran untuk menurunkan rahmat yang datang dari Allah, Angin menjadi berita gembira atau signal atau tanda atau berita gembira akan datangnya atau turunnya Rahmat dari Allah, sehingga angin yang mendorong atau menggerakan rahmat dari Allah turun kemuka bumi, sehingga turunnya rahmat atau akan terkabulnya doa akan ada tanda-tandanya, artinya bisa diprediksi dan dilihat menggunakan rasionalitas manusia.
Ini menjadi pelajaran bagi manusia bahwa turunya rahmat atau doa yang dikabulkan oleh Allah akan terlihat  ada tanda-tanda yang bisa ditangkap oleh panca indra atau di pahami oleh kemampuan pikir manusia bahwa akan turunnya rahmat atau terkabulnya doa, hal ini dapat dipahami oleh aktifitas usaha yang dilakukan oleh manusia melalui IPTEK maka manusia bisa melakukan analisis seperti analisis kelayakan usaha yang bisa menggambarkan apabila suatu usaha bisa berhasil atau tidak.
Tapi kemudian agar rahmat yang turun kepada manusia tersebut ada dalam ridla Allah maka kita harus berdoa atau meminta kepada Allah agar angin digerakan oleh Allah untuk menurunkan rahmat Allah yang sudah tersimpan di alam semesta ini, yang memang diperuntukan bagi manusia untuk beribadah kepada Allah, sebagai syukur kita kepada Allah.

2).Angin kemudian membawa awan mendung

Maknanya bahwa Rahmat yang datang dari Allah sudah ada di alam semesta karena rahmat itu sendiri adalah alam semesta, artinya Allah menciptakan alam semesta ini adalah Rahmat untuk manusia dan mahluk lainnya, tetapi kemudian rahmat ini yang digambarkan oleh Allah sebagai awan yang mengandung bibit hujan akan didorong oleh angin untuk dibawa ke daerah yang tandus artinya bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini juga yang memeliharanya sehingga dengan sendirinya maka Allah juga yang akan menjaga ciptaannya, jadi jika ada daerah yang tandus maka akan digiringkan awan mendung oleh angin atas perintah Allah  untuk diturunkannya hujan.
Sehingga angin yang membawa awan mendung adalah perumpamaan proses mekanisme Allah dalam menurunkan rahmat atau mengabulkan doa, jadi angin bisa merupakan perumpamaan malaikat Allah yang sedang ditugaskan oleh Allah untuk mengabulkan permohonan manusia yang berdoa kepada Allah, atau proses ditunkannya rahmat dari Allah sebagai suatu Sunnatullah.

3). Angin dibawa ke daerah yang tandus

Maknanya bahwa awan mendung yang menampung air hujan yang didorong oleh angin, untuk diarahkan kewilayah yang akan diturunkan rahmat yaitu ke wilayah yang tandus, sehingga secara alamiah sudah sunnatullah dalam menjaga dan memelihara keseimbangan alam maka angin mendorong awan mendung kedaerah yang tandus.
Memahami doa melalui makna yang terkandung didalam perumpamaan tersebut, maka  tanah yang tandus ini perumpamaan manusia-manusia yang berdoa memohon kepada Allah, maka oleh Allah melalui angin dan awan mendung diarahkan kepada tanah tandus, diarahkan kepada manusia-manusia yang sedang memohon kepada Allah, maka oleh Allah diturunkan rahmat, yaitu pertolongannya dalam bentuk turunnya hujan, yaitu dalam bentuk mekanisme proses pertolongan Allah dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan, melalui fungsi-fungsi yang ada dialam semesta, jadi sifat pertolongan Allah ini dapat diperoleh melalui usaha dan ihtiar manusia di dunia maka Allah memberikan kekayaan dan manfaat yang sudah ada dan sudah diciptakan yaitu alam semesta

4). Turun Hujan di wilayah/daerah  yang tandus

Maknanya turunya rahmat Allah itu tidak sekali jadi langsung diterima oleh manusia tetapi dalam bentuk ”sistem mekanisme alam semesta dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan” sehingga turunya hujan ini merupakan awal atau pertama kali proses  turunnya rahmat yang kemudian menyuburkan tanah, sehingga bibit-bibit tanaman yang ada di tanah diproses dengan air hujan akan menumbuhkan tanaman yang keluar dari tanah. Dan disini sudah mulai terlihat oleh manusia dari munculnya tumbuh-tumbuhan sebagai rahmat atau pertolongan dari Allah.

5). Dari tanah tumbuh bibit-bibit pohon yang mengeluarkan buah-buahan

Maknanya melalui proses mekanisme alam yang sudah diatur oleh Allah maka air hujan yang diturunkan kedalam tanah kemudian akan memunculkan bibit-bibit tanaman yang kemudian tumbuh dan berkembang menghasilkan buah-buahan, maka buah-buahan inilah yang kemudian dapat dirasakan atau dinikmati oleh manusia, jadi pertolongan dari Allah tidak langsung datang kepada manusia dalam bentuk buah-buahan yang diterima oleh manusia, tetapi rahmat atau pertolongan Allah datang melalui proses mekanisme alam yang beroperasi dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan.
Proses ini kemudian oleh Allah dijadikan perumpamaan dalam menjelaskan dibangkitkannya manusia yang mati oleh Allah, seperti tumbuhnya pohon-pohon dari tanah, hal ini karena manusia itu sendiri dibuat dari unsur tanah.dan ini juga menggambarkan suatu proses dihidupkannya kembali hati manusia yang sudah mati tidak ingat kepada Allah kemudian menjadi ingat kembali kepada Allah dengan Dzikrullah

6). Tanah yang baik tanaman yang subur, tanah yang tidak baik tanaman merana

Maknanya hujan akan turun kepada daerah-daerah yang sudah diatur oleh mekanisme alam dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan, tetapi kemudian rahmat yang turun ke bumi tidak serta merta semuanya dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan subur, hanya tanah yang baik yang dapat menumbuhkan tanaman dengan subur, oleh karena itu harus dipahami bawa tanah yang baik adalah tergantung hasil pengolahan manusia, artinya bahwa tanah bisa baik atau tidak baik sangat tergantung pengelolaan manusia, apakah manusia bisa menggarap tanah dengan baik atau tidak, jika tanahnya baik maka hujan sebagai rahmat Allah akan menumbuhkan tanaman yang ditanam ditanah tersebut, tetapi jika tanahnya tidak dikelola dengan baik maka tanah yang tidak baik tidak dapat menyuburkan tanaman, bahkan tanamannya akan merana. Ini mengandung pelajaran bahwa sesungguhnya rahmat Allah ini meliputi seluruh ciptaannya yaitu alam semesta itu sendiri, sehingga sesungguhnya agama Islam adalah rahmat bagi alam semesta, tetapi kemudian ada yang sanggup memanage atau mengelola alam semesta dengan baik maka akan dapat menikmati hasilnya dan ada yang tidak mengelola dengan baik maka tidak dapat menikmati rahmat Allah yang ada di alam semesta, bahkan banyak yang kemudian merusak alam semesta itu sendiri yang pada akhirnya menimbulkan bencana bagai manusia.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dipahami suatu proses dari mekanisme turunnya rahmat atau dikabulkannya doa oleh Allah, adalah mengikuti sunnatullah atau ketetapan Allah, yaitu melalui ”sistem mekanisme kerja alam yang bekerja dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan”. Maknanya bahwa turunnya rahmat adalah bagian dari mekanisme alam dimana setiap manusia dapat memperolehnya tergantung usaha dan ihtiarnya untuk mendapatkan rahmat itu sendiri, hal ini karena rahmat itu sendiri adalah alam semesta yang diciptakan oleh Allah sehingga Islam adalah Rahmatan lil alamin, artinya bahwa rahmat itu sendiri sudah ada yaitu alam semesta itu sendiri tetapi apakah manusia dapat menikmatinya atau memperolehnya sangat tergantung kepada kemampuan memanagenya yaitu hasil usaha dan ihtiar dari manusia itu sendiri, sedangkan doa adalah ibadah manusia kepada Allah, artinya doa adalah bagian permohonan kepada Allah agar rahmat yang sudah ada di alam semesta ini dapat dinikmati oleh manusia dalam koridor ridla Allah dan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan bukan hanya didunia tapi juga diakhirat, sehingga tetap bagi manusia yang berdoa terkena sunnatullah atau ketetapan mekanisme alam untuk mendapatkannya harus melalui usaha dan ihtiar dan kemampuan memanage atau mengelola rahmat itu sendiri yaitu alam semesta.
Sedangkan sesuatu yang diperoleh manusia tetapi tidak melalui mekanisme alam dan tetap dalam koridor Ridla Allah, dapat juga diperoleh manusia tetapi itu adalah merupakan hadiah atau hidangan dari Allah kepada manusia yang sholeh, yang sangat cinta kepada Allah dan sangat dicintai Allah, sifatnya tidak bisa diprediksi atau dianalisis oleh kemampuan akal manusia, tidak bisa diinginkan dan diharapkan, dan tidak bisa didiskusikan untuk dapat dipahami secara logical thingking dan tidak bisa di jelaskan melalui science methode, maka itu bagi Nabi adalah wilayah Mujijat, bagai para wali adalah Karomah, bagi manusia biasa adalah inayah, hidayah, ilham, barokah dll.
Dua paradigma pendekatan memahami proses turunnya rahmat dan terkabulnya doa manusia oleh Allah, harus dapat dipahami oleh kita semua sehingga manusia yang beriman akan menggunakan dua pendekatan tersebut agar dapat hidup selamat dan bahagia dunia dan akhirat, yaitu intinya DUIT . Doa,Dzikir,Usaha,Ihtiar, dan Tawakal.Amin







Tidak ada komentar:

Posting Komentar