Sabtu, 09 April 2011

Kentang



Kisah ini terjadi di salah satu TK (taman kanak-kanak), pada suatu hari, guru TK tersebut mengadakan permainan dengan menyuruh setiap muridnya untuk membawa sebuah kantong plastik transparan dan kentang.

Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang dibencinya. Jadi, setiap anak membawa jumlah kentang yang berbeda sesuai jumlah orang yang mereka benci. Pada hari yang disepakati, semua murid membawa kantong plastik berisi kentang ke sekolah. ada yang berjumlah dua, ada yang tiga, bahkan ada yang lima buah.

Seperti perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama orang yang mereka benci. murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang itu ke mana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun. Hal itu berlangsung selama satu minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang. selain berat, baunya juga tidak sedap. Setelah satu minggu, murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

"Bagaimana rasanya membawa kentang selama satu minggu?" tanya sang guru.

Segera keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut. pada umumnya mereka merasa tidak nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan. "seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa bila kita tidak bisa memaafkan orang lain."

.....................................................................................
RENUNGAN

Sungguh tidak menyenangkan membawa-bawa barang busuk ke manapun kita pergi. baru satu minggu saja kita sudah tidak tahan, apalagi jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? alangkah tidak nyamannya.

Tuhan mengajarkan kita untuk selalu mengampuni kesalahan orang lain. kita saja selalu memohon ampun pada Tuhan. Bagaimana Tuhan bisa mengampuni bila kita menyimpan dendam di dalam hati?

 
 
Seperti sebuah rumah. Jika tiap hari kita selalu menimbun sampah, tidak pernah menyapu halamannya, tidak membersihkan lantainya, alhasil rumah akan sangat kotor. Banyak binatang bersarang di situ. Baunya pun tidak enak. Kita bisa sakit jika tinggal di dalamnya.

Sama seperti hati dan pikiran, yang akan membuat kita jatuh sakit bila tidak pernah dibersihkan. salah satu cara membersihkannya adalah dengan mengampuni kesalahan orang lain dan menghapusnya dari ingatan.


============================================
Sudarmono, Dr. (2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. pp. 102. Hafara
………………………………………………………………………………………….........
 
 
 
Kebencian merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya.
Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebencian


Hatred in general is a vehement aversion entertained by one person for another, or for something more or less identified with that other. Theologians commonly mention two distinct species of this passion.
  • One (odium abominationis, or loathing) is that in which the intense dislike is concentrated primarily on the qualities or attributes of a person, and only secondarily, and as it were derivatively, upon the person himself.
  • The second sort (odium inimicitiae, or hostility) aims directly at the person, indulges a propensity to see what is evil and unlovable in him, feels a fierce satisfaction at anything tending to his discredit, and is keenly desirous that his lot may be an unmixedly hard one, either in general or in this or that specified way.
Kebencian pada umumnya adalah keengganan keras dihibur oleh satu orang yang lain, atau untuk sesuatu yang lebih atau kurang diidentifikasi dengan yang lain. teolog umumnya menyebut dua yang berbeda spesies ini gairah .
  • Satu (keaiban abominationis, atau kebencian ) Adalah bahwa di mana tidak menyukai intens terkonsentrasi terutama pada kualitas atau atribut dari orang , dan hanya sekunder, dan seolah-olah derivatively, pada orang sendiri.
  • Jenis kedua (keaiban inimicitiae, atau permusuhan) bertujuan langsung pada seseorang , memanjakan kecenderungan untuk melihat apa yang jahat dan tidak dicintai dalam dirinya, merasakan kepuasan sengit pada apa pun merawat nya mendiskreditkan, dan tajam berkeinginan bahwa nasibnya mungkin merupakan unmixedly keras satu, baik secara umum atau dalam ini atau itu dengan cara tertentu.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar